Senin, 21 April 2008

Berburu ayam kampung buat makan si kembar

Beberapa waktu yang lalu, si adik dan kakak sempet gak mau menyuap makanannya sama sekali, sampai ibunya bingung dibuatnya. Sempet browsing dan baca-baca resep masakan baru buat mereka, akhirnya ibu menemukan satu masukan untuk menambahkan air kaldu ayam dan daging ke dalam makanan mereka. Akhirnya pilihannya jatuh pada pemberian air kaldu ayam kampung ke makanan mereka. Sepulang dari kantor pas Selasa sore, tanggal 1 April 2008 ibu janjian sama ayah pergi ke pasar tradisional didaerah Klender, posisi kios penjualnya, ayah lebih paham karna sering nganterin eyang ke pasar ini. Setibanya disana, tempatnya sudah gelap dan hanya ada beberapa orang yang sedang nongkrong di warung kopi yang terletak diseberang kios ayam kampung hidup. Kami bertanya ke salah satu dari mereka, akhirnya muncullah seorang yang keliatannya penjual ayam kampung tersebut. Wah, kami datang tidak disaat yang tepat, sudah banyak penjual yang sudah pulang yang ada hanya satu orang saja. Dia tawarkan harga 75ribu untuk satu ayam kampung ukuran sedang, kami sempet kaget juga dengan harga yang ditawarkan. Karena informasi dari eyang, biasanya harganya sekitar 35-40rb kalo ukuran sedang. Akhirnya kami dapat satu ayam kampung dengan harga 45rb tapi belum dibersihkan bulunya.

Begitu sampai rumah, ayam tersebut buru-buru dibersihkan dan direbus oleh eyang dan mbak Iyah. Eyang menyisihkan ceker dan ati ayam buat diolah sendiri untuk makanan adik dan kakak. Air kaldu yang didapat dari rebusan ayam lumayan bisa digunakan untuk 7 hari. Oleh eyang, air kaldu tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik kecil-kecil sebanyak 7 kantong, kemudian dimasukkan ke dalam freezer. Pada saat akan memasak bubur beras merah dan putih, air kaldu tersebut dicampurkan sehingga bubur berasnya memang berasa lebih gurih meskipun tidak ada tambahan garam dan gulanya. Kok ya si kakak dan adik semangat lagi makannya, hehehe…ibu seneng deh, ternyata mereka tambah pinter ya dan tau kalo makanannya lebih enak dari sebelumnya:-)

Sekarang ibu punya kegiatan baru nih, belanja ke pasar dengan ayah, hehehe…karna biasanya belanja dan masak itu urusan si eyang:-) karna pasarnya masih tradisional, kalo ujan, becheck untung ada ayah yang siap nganterin jadi gak perlu tukang ojek, hehehe…tapi seru ternyata, bawa uang seberapa aja bisa abis lho abis kayanya semua pingin dibeli karna segar dan murah meskipun kadang kalo sampai rumah suka diomelin eyang entah karna harganya yang kemahalan, barangnya bukan seperti biasa yang eyang beli, gitu lah…tapi gak apa2, hati ibu tetep seneng aja tuh paling gak untuk 2-3 hari eyang adem ayem kan karna gak perlu pikirin belanja dan masak apa hari ini, hehehe…Untungnya, semua bisa menikmati ayam kampung yang dibeli, air kaldunya untuk adik dan kakak sementara ayam kampungnya dimakan rame-rame oleh semua orang dewasa dirumah, hehehe…

Tidak ada komentar: