Senin, 08 Maret 2010

Kiat Menegur Anak

Di mata orang tua, anak-anak sering berbuat salah atau nakal. Sebagai orang tua, kadang kita sampai bingung bagaimana menasihatinya. Tak jarang kita langsung marah-marah atau memukulnya, padahal itu bukan tindakan bijaksana.
Bila anak berbua salah, itu adalah hal yang lumrah. Persoalannya, perlukah mereka dihukum? Sampai sejauh mana? Bagaimana sebaiknya menegur kesalahan anak?

Kiat Menegur Anak
Berikut ini beberapa kiat yang bisa kita gunakan dalam menegur anak:
. Bila anak-anak berbuat salah, mereka perlu dinasihati. Lebih berkesan apabila orang tuanya sendiri yang melakukannya, bukan lewat perantara. Jelaskan kesalahan yang mereka perbuat. Tegurlah dengan cara yang baik dan penuh hikmah. Hindarkan menggunakan kekerasan karena mungkin hal itu akan berdampak negatif terhadap anak. Kelak bisa jadi mereka akan meniru cara-cara tersebut.

. Sikap terlalu lembut juga kurang baik. Bisa-bisa si anak tidak merasakan dirinya sedang dimarahi. Kelak dia akan memandang enteng

kesalahannya dan akan berani mengulang.

. Hindarkan menegur anak di depan khalayak ramai, adik atau saudaranya yang lain. Keadaan ini akan membuatnya malu. Ia akan senantiara merasa bahwa orang lain menuding dirinya salah. Akibatnya hilang perasaan malunya dan ia akan berani melakukan kesalahan itu lagi terang-terangan.

. Bila anak suka berdusta, mencuri, atau memukul temannya, serta tidak hormat pada orang tua, maka ingatkan dan takuti dia tentang balasan Allah baik di dunia maupun di akhirat nanti.

. Jika anak berbuat salah di belakang kita tetapi di depan berlaku manis, ingatkan bahwa Allah selalu melihat segala perbuatannya. Secara tidak langsung hal itu juga berarti kita menanamkan tauhid padanya.

. Pada kesalahan anak sudah ditegur, tunjukkan kepadanya apa yang seharusnya ia lakukan. Jangan hanya pamdai menyalahkan tanpa bisa memberi solusi.

Yang perlu kita ingat, tempatkanlah hukuman sebagai alternatif terakhir. Setelah sekiranya teguran atau nasihat kita tidak mempan, dan tidak ada cara lain lagi kecuali menghukumnya. Itu pun dalam rangka mendidiknya, bukan untuk melampiaskan kekesalan kita atas kelakuannya.

Tidak ada komentar: