Minggu, 15 Februari 2009

Makan dirumah tetangga

Kejadian ini tanggal 6 Februari kemaren sewaktu ibu cuti. Setelah mandi sore sekitar jam 4an, ibu mengajak mereka ke rumah kakak Nindy. Rencananya setelah jalan-jalan baru mereka makan sore sekitar jam 5.30 sesuai jadwal mereka. Lingkungan sekitar situ masih sepi, tapi tidak lama kemudian, kakak Nindy keluar. Oh ternyata dia lagi makan sore disuapin oleh eyangnya dengan ayam kentucky-an yang beli dideket rumah. Adek dan kakak ngeliatin aja, kemudian oleh eyang Nindy disuapin lah mereka, lha kok malah telap-telep digitu, hehehe...Eyangnya Nindy seneng banget waktu nyuapin mereka. Karna sudah dijemput kakak Dina, akhirnya kakak Nindy pun keluar main padahal makanannya belum habis lho...sementara kakak dan adik malah tetep diteras situ, sembari makan dengan disuapi eyangnya Nindy. Ibu malu deh tapi mo gimana lagi, kakak dan adek sewaktu diajak keluar malah deket-deketin eyangnya Nindy. Eyang itu bilang ya sudah gpp, kalo anak kecil memang biasanya seperti itu, ibu sih gak tau bener gaknya tapi ya sud lah...

Mungkin karna kenyangan, sewaktu mau disuapkan ke mulutnya, si adik bilang „gak au“ sembari mengatupkan mulutnya. Sementara si kakak masih lanjut makan tapi tidak lama kemudian selesai meskipun nasi dan lauknya masih ada. Mungkin mereka semangat makan karna lauknya bukan biasa mereka makan, jadi mungkin seneng ya ditambah makan bareng dengan kakak Nindy dan Dina, hehehe...

Merebut sandalnya kakak Zarah dan Dina

Biasanya setelah mandi sore dan berpakaian rapih, eyang selalu membawa mereka jalan-jalan. Entah itu melihat monyet dibelakang rumah atau melihat adik bayi diwarung eyang Kelik atau main ke dalam gang depan rumah, tepatnya ke rumah kakak Zarah dan Dina...Ada kejadian lucu kalo mereka sudah tiba dirumah kakak Zarah, biasanya mereka langsung belok masuk ke beranda rumah tsb, mencari atau mencoba sandal kakak Zarah dan Dina yang tergeletak di keset depan rumah mereka. Kalau kebetulan sandalnya ada, mereka langsung ribut melepas sepatu/sandalnya dan mencoba milik kakak-kakak tsb. Ternyata rumput milik tetangga lebih hijau berlaku buat mereka, hehehe. Padahal secara ukuran, sandal-sandal itu jauh kebesaran buat mereka tapi tidak tau tuh terkadang, disaat mereka main dengan sandal itu, tiba-tiba kakak Zarah dan Dina harus keluar rumah dan menggunakan sandal tsb, mereka pun gak rela melepas sandal-sandal itu. Jadi walaupun sandal-sandal tsb sudah dipake, mereka masih mengikuti dan merebut sandal tsb dengan cara menarik dari kaki kakak-kakak itu. Karna kecil, mereka kalah dong dan yang ada ujung-ujung nangis lah dua-duanya, eyang sampai malu dibuatnya. Memalukan ya tapi geli bagaimana lagi secara mereka masih kecil belum tau apa-apa:-)
Sebelum itu tante Elin pun kerap harus meninggalkan barang-barangnya, seperti tas kecil selempang dengan gambar strawberry shortcake dan sandalnya yang sebetulnya ukurannya kebesaran juga buat adek kakak. Cuman akhirnya mereka sudah bosen, sehingga sekarang sandal itupun sudah tidak menarik buat mereka, hehehe...

Biar tidak malu-maluin, eyangnya membelikan sandal mirip dengan milik kakak Zarah dan Dina, tentunya dengan ukuran mereka tapi tetep lho, mereka lepas miliknya trusan pake sandalnya kakak tsb. Hehehehe, dasar anak kecil...

Sepatah ataupun dua patah kata dari kakak adik:-)

Ada beberapa kata yang bisa mereka gunakan : jatuh, hujan, takut, iiiihhh, embang untuk kembang, bah untuk lebah, pooh untuk boneka poohnya, inum untuk minum, nenen untuk asi/susu, aem untuk makan, dll...
Kalau dua kata, mereka biasa gunakan : ga au untuk mendeskripsikan kalo kakak/adik tidak mau sesuatu...
Terkadang masih suka ada bahasa planet juga yang suka diucapkan mereka, yang membuat orang tuanya bingung akan maksud mereka, hehehe. O ia, mereka kerap kali berteriak jika keinginannya tidak buru-buru diberikan, haduuuh kebiasaan yang tidak baik dan harus dirubah perlahan-lahan nih...