Rabu, 29 Oktober 2008

Pertemuan dengan mbak wati yang membuat kami sekeluarga was-was…

Tanggal 23 kemaren, menjelang sore, kami mendapat pengganti mbak Pini, namanya mbak Wati. Dia mengaku berasal dari Kebumen, sudah menikah dan mempunyai anak 4. Dia tinggal di jakarta bersama suaminya yang sedang jobless dan anaknya yg katanya jualan voucher di daerah karet.
Ada kejadian yang cukup membuat ibu was-was dengan mbak wati ini. Jumat siang sekitar jam 1an, dia mengajak laras keluar rumah sampai ke perempatan yang jaraknya kurang lebih 1 kilo dari rumah tanpa bilang ke eyang. Waktu itu eyang bersama ambar mengambil makan siang ke dapur, sewaktu balik laras sudah tidak ada ditempat. Eyang mencari laras didalam rumah ternyata tidak ada, setelah itu eyang keluar, tengok kanan kiri tidak ada orang, akhirnya keluar rumah, bertemu dengan tetangga, sempet tanya apakah melihat laras, ternyata om gatot tidak melihat. Setelah itu, eyang bertanya ke tante Norma, setelah ditanyakan, ternyata tante ini melihat laras dibawa oleh mbak wati ke perempatan deket pasar. Eyang buru2 meminta bantuan tante norma untuk mengejar mbak wati dan meminta untuk mengendong laras pulang. Akhirnya laras dibawa pulang oleh tante norma diikuti mbak wati dari belakang. Ketika ditegor eyang, mbak wati bilang kalo laras nangis, maka dia ajak keluar rumah, tapi tidak dengan jarak yang sedemikiann jauh dari rumah seharusnya. Oleh eyang diingatkan untuk tidak membawa anak-anak keluar rumah, kalaupun keluar biar orang tua dan eyangnya yang mengajak..
Pengalaman hari Sabtu pun kebetulan ibu menjaga kakak dan adek bersama dengan mbak wati, dia ada beberapa kali menyebut untuk mengajak anak-anak keluar rumah untuk melihat monyet. Ibu pun sudah menegur untuk tidak membawa anak-anak keluar rumah. Karna ambar rewel akhirnya ibu menidurkan kakak terlebih dahulu, sewaktu menidurkan, pikiran ibu was-was karna laras bersama dengan mbak wati. Beberapa lama, kedengaran suara laras yang teriak2 dan itu bisa menenangkan hati ibu, tapi kemudian gak ada suara sama sekali, ibu berusaha memanggil laras berulang-ulang, tapi kok gak dibalas. Akhirnya ibu berusaha bangun tanpa memperdulikan ambar yang belum tidur untuk mengecek keberadaan laras. Ibu menemukan laras sedang duduk diruang tengah, setelah itu ibu kembali ke kamar. Karna ambar tidak mau tidur juga, akhirnya kita keluar menyusul adik yang sudah diruang tengah.
Sekitar jam 6.30 malem, mbak wati pamit katanya mo main ke tempat suaminya, setelah itu sekitar jam 8.30, dia pamit mau menginap dirumah suaminya dan akan balik besok pagi.
Malam itu kami memutuskan untuk tidak menggunakan bantuan dari mbak wati, mengingat cara dia membawa laras tanpa bilang ke eyang, suaminya yang bolak-balik rumah, melanggar perjanjian dengan ayah. Kami takut sewaktu eyangnya lengah, mungkin laras bisa saja diajak pergi jauh. esoknya begitu dia kembali ke rumah sekitar jam 5 pagi dianter dengan suaminya, ayah memanggil suaminya untuk masuk rumah. Suami masuk ke rumah dengan cara melompat tembok pager samping, agak aneh ya!
Saat itu kami bicarakan baik-baik kalau kami kurang sreg dengan mbak wati, mereka bisa menerima keputusan tsb dan saat itu juga mbak wati merapihkan tas bawaannya dan keluar dari rumah bersama dengan suaminya.
Ya mungkin memang harus repot lagi ya, tapi kami semua tenang tidak ada perasaan was-was dan ambar laras aman bersama eyangnya. Kami akhirnya minta bantuan mbah Mul dan mbah Ni beserta om Rio (8), tante Elin (3) buat menjaga mereka.

Hebohnya ditinggal mbak Pini:-)




Mbak Pini ini adalah asistant kami dirumah yang membantu eyang mengurus ambar dan laras. Dia tinggal dirumah kami sejak bulan Maret 2008. Rencananya lebaran dia pulang dari tanggal 24 september dan balik ke rumah tanggal 3 Oktober 2008. Memang sih ibu gak percaya 100% omongan dia, ibu bilang paling lambat tgl 5 kamu balik gpp kok…
Dia sayang banget sama anak-anak, meskipun terkadang dia sembrono dalam memberikan mainan ke anak-anak…dia lumayan cekatan dalam bekerja lho, biasanya kalo pagi, dia nyetrika dulu, setelah itu menyapu dan mengepel rumah, baru menjelang kami berangkat, terkadang dia meneruskan memberi makanan ke anak-anak. Siang pada saat anak-anak tidur, dia biasanya memberikan lantai atas, setelah itu dia mandi sore.
Kalau mandi pagi, memakaikan baju dan memberikan sarapan biasanya dilakukan oleh ayah dan ibu. Terkadang ibu membuatkan makanan buat mereka pada saat mereka jalan-jalan dengan ayah dan tante.
Selama mbak pini pergi, ayah yang mencucikan baju anak-anak dan mengepel rumah, sementara menyetrika dilakukan berbarengan…
Ternyata tanggal 7 pagi, kami dapat kabar bahwa mbak pini tidak balik lagi ke jakarta karna orang tuanya tidak mengijinkan dia balik.
Mulailah kami mencari-cari pengganti mbak Pini, yang ternyata banyak keluarga mengalami masalah yang sama dengan kami, hehehe…

Ambar kena tampek/roseola

Ibu sudah merasakan badan ambar yang agak panas pada saat memangku dia sewaktu acara pesta ultah berlangsung.Cuman ibu heran aja, kok dia masih aktif aja ya…
Dalam perjalanan pulang, akhirnya ibu memangku ambar dan berusaha memberikan asi ke dia, dia mau tidur beberapa saat pada perjalanan pulang. Sampai rumah, sekitar jam 18.30, kakak mulai rewel. Ternyata sepanjang malem dan keesokan harinya pun, dia makin bertambah rewel. Kata eyang dan omnya, dia selalu minta digendong dan mengajak jalan-jalan keluar rumah sepanjang siang. Kalau ditidurkan ditempat tidur, langsung nangis kejer lagi selain itu badannya pun panas. Hal itu berlangsung sepanjang siang. Begitu ibu sampai dirumah pun, kakak sudah gak sabar mendekati ibu. Akhirnya ibu buru2 mandi, menemani dia tidur. Mungkin karna capek, dia akhirnya bisa tidur cepat. Setelah itu giliran adek.
Kecurigaan baru muncul keesokan harinya setelah melepaskan baju ambar sewaktu dia mo mandi, badannya masih panas tapi kok ada bercak-bercak merah dibadannya. Semula kami kira itu gigitan semut. Eyangnya bilang dari kemaren sore bercak-bercak itu sudah, memang sewaktu semalam menggantikan baju tidur kakak, kami sudah melihatnya tapi belum sebanyak pagi ini. akhirnya kami hanya melap badannya dengan air hangat saja.
Ibu sempet cerita dengan temen mengenai kondisi ambar, akhirnya dari eyang dan tetangga diinfokan kalo itu adalah tampek alias roseola...barulah ibu panik cari tau bagaimana penanganan tampek ini ke temen2 ibu, akhirnya disimpulkan tampek ini tidak perlu penanganan, hanya apabila panasnya tinggi baru diberikan obat penurun panas saja.
Keesokan harinya pada saat lebaran, kami berencana mengajak kembar silahturahmi ke tetangga dan sodara, tapi karna kondisi ambar belum memungkinkan akhirnya hanya adek saja yang jalan bersama eyang uti, tante dan ayah. Ibu dan ambar tinggal dirumah bersama om Agus yang belum bangun.
Kondisinya keliatannya sudah mulai membaik, dia sudah tidak panas dan rewel lagi, selain itu mulai mau turun dari gendongan dan main bersama ibu. Wah kakak manis banget hari itu, gak rewel pula:-)
Ibu agak sedikit kuatir kalo adek laras akan tertular, tapi ternyata dia tidak kena sama sekali. Disaat ambar begitu rewelnya, dia malah bisa main sendiri. Padahal mereka tidak dipisahkan baik waktu bermain dan tidur.

Datang ke pesta ultah om Matthew

Tanggal 28 September 2008 kemaren, kami sekeluarga berkunjung ke tempatnya eyang Ayu di Tangerang nun jauh disana:-). Kami kesana bersama tante Harni, bude Wiwik dan mas Tama, kami jalan sekitar jam 11an dari rumah.
Tiba di Tangerang sekitar jam 13.15, disana sudah banyak sodara yang sudah datang. Oia lupa, tujuan kami berkumpul mau menghadiri pesta ultah om Matthew yang ke 3 tanggal 25 Sept kemaren. Kami bertemu dengan eyang uti dan kakung Parno, pakde Budi & keluarga, mas Damar, om Rio dan keluarga, tante Tari, dll. Keceriaan terlihat dimuka setiap anak, terutama Ambar dan Laras seneng banget ketemu dengan saudara2nya, mereka gak mau tidur siang lho, sibuk kesana-kemari, ditambah bermain sepeda dengan ayahnya…Hampir semua anak tidak mau tidur siang, karna saking senangnya bisa bermain bersama.
Pestanya dimulai sekitar jam 4an, setelah banyak temen-temen om Matthew yang datang, acarapun segera dimulai, om Matthew terlihat sibuk dan senang dengan kado-kado yang didapat. Setelah nyanyi bersama, tiup lilin dan pembagian kue, akhirnya pesta berakhir sekitar jam 16.50. Mengingat waktu yang sudah sore, kami pun segera pamit setelah pesta berakhir.
“selamat ulang tahun ke 3 buat om Matthew, panjang umur, diberi kesehatan serta berkat yang melimpah, serta menjadi anak terang bagi keluarga dan dunia, amien”