Rabu, 10 Desember 2008
Goes to Solo rame-rame
Setelah ketunda rencana pulang kampung pada acara nikahan tante Tari juli kemaren karna kembar sakit, akhirnya atas desakan eyang kami memutuskan pulang bersama awal November ini:-)
Tante yang semula suka maju mundur dengan rencana ini akhirnya bisa confirm ikut setelah tau si kembar ikut pulang, hehehe…
Kami berangkat Jumat pagi tanggal 7 November naek kereta pagi sekitar jam 8 sampai jam 4.30 sore di Solo…
Persiapan dilakukan dari dua hari sebelumnya, tp gak rampung-rampung sampai saat keberangkatan tiba:-) abis ibu takut ada yang ketinggalan atau tiba-tiba dibutuhkan disana, sampai terpikir untuk bawa bottle strelizer, bahan makanan dan mainan mereka, kalo semua keperluan mereka diangkut, wah berabe juga ya:-)
Ibu dan ayah mengepak bawaan sampai jam 12 malem dengan hasil 1 koper besar merah, 1 tas bayi untuk keperluan mendadak selama dikereta, serta menyiapkan baju yang akan dipakai besok oleh kakak dan adek sementara adek dan kakak tertidur pulas mulai dari jam 21.30, hari ini ibu pulang telat karna ada acara perpisahan temen kantor.
Pagi harinya, jam 5.10 ibu sudah bangun semula niatnya membantu eyang yang sedang masak tapi ternyata hampir selesai persiapannya, sementara ayah membersihkan dan memanaskan mobil, akhirnya ibu putuskan untuk mandi duluan sebelum si kembar bangun…mereka agak siang bangun sekitar jam 6 blm ada tanda-tanda bangun, akhirnya ibu bangunkan untuk siap-siap mandi, setelah mereka dimandikan oleh ayah, sementara ibu mendandani mereka kemudian ayah mencari taksi yang akan mengantar kita ke gambir. Sementara ibu beres-beres, kakak dan adik disuapi makanan oleh eyang uti dan tante. Pas sekitar jam 6.30 motor ayah tiba dengan diikuti taksi dibelakangnya. Ternyata bawaannya lumayan banyak juga…
Tiba di Gambir sekitar jam 7an, kami langsung menuju ke atas…adek langsung minta turun dari gendongan, dia pingin berjalan diantara tas2 yang ditaruh deket bangku calon penumpang yang menunggu kedatangan kereta. Tidak lama kemudian kereta pun tiba, kami pun bergegas mencari gerbong 1 dengan kursi 11 a, b, c, d. sekitar jam 8 teng, kereta bergerak meninggalkan gambir.
Ambar dan Laras begitu menikmati perjalanan pertamanya naek kereta, mereka sempet duduk tenang dipangkuan ibu dan eyangnya. Tapi itu tidak lama, mereka minta diturunkan dari pangkuan dan mulai berdiri dideket dudukan kaki tanpa mau dipegangin, akhirnya mereka dibatasi dengan kaki. Tidak jauh dari tempat kami, ternyata ada suami isteri dan satu anak mereka, karna adek sudah mulai bosen akhirnya mengajak ayahnya untuk bermain ke tempat duduk temen barunya ini:-)
Agak ribet juga sepanjang perjalanan, kami sempet ke toilet membersihkan kakak dan adik yang pup secara bergantian…Mereka pun sempet tidur dari jam 10.00 s/d 02.30 aduuuhhh senengnya, bisa ibu dan ayah bisa istirahat sejenak:-) adek kami tidurnya dikursi sementara ibu dan ayahnya duduk dilantai, sementara kakak tidur dipangkuan tantenya.
Setelah mereka bangun, kami langsung berikan makan siang. Wah lumayan lahap juga ya, kebosanan mulai melanda mereka menjelang daerah Kutoarjo. Sehingga kami harus mengajak mereka berjalan diantara kursi-kursi penumpang.
Kami tiba di Solo sekitar jam 4.30 sore dengan disertai hujan deras. Oia, kami dijemput oleh Mbah Sabar (adik eyang uti) yang tinggal di Kupang yang kebetulan sudah tiba lebih dulu. Kami langsung naek ke mobil APV yang kebetulan dia sewa dari Denpasar.
Tiba di kampung sekitar jam 6.30 masih hujan deras. Adek dan kakak buru-buru dimandikan dengan air hangat setelah itu kami suapin makan malam dengan tempe goreng dan telor dadar. Mereka masih pingin bermain lho, kok ya gak ada capeknya ya!
Akhirnya setelah lampu dan tv dimatikan, mereka mau tidur sekitar jam 8.30.
Esok hari ya, mereka bangun pagi seperti kebiasaan di jakarta. Rencananya Sabtu ini, kami mau ke rumah eyang kakung di klaten dengan meminjam mobil mbah Sabar.
Pagi ini, rencananya mbah Sabar menjemput rombongan bude Wiwik dan Mas Tama, Mbah Ni dan Elin, Mbah Ayu dan Matthew. Kami jalan sekitar jam 09.30 setelah sebelumnya nyekar ke pemakaman keluarga dari eyang kakung di Donosari.
Tiba diKlaten jam 11.20, kami disambut oleh eyang kakung dan eyang Eni. Setelah ngobrol-ngobrol dan lanjut makan siang akhirnya kami nyekar ke makam eyang uti bersama dengan eyang kakung. Sementara adik dan kakak bersama tante dan eyang Eni di rumah.
Sekitar jam 13.30, kami pamit dari Klaten, lanjut ke stasiun kereta Solo balapan untuk memesan tiket pulang. Setelah itu kami mampir ke toko roti Orion, ibu beli bolu mandarinnya, roti sobeknya buat adek dan kakak. Didaerah Palur, kami memampir ke kios bakso rusuk. Tiba di kampung sekitar jam 06.00 sore. Ada cerita lucu, kami hanya membaca peta yang ada dijalan, mungkin seharusnya ada short cut-nya tapi karna takut nyasar, kami patuh pada petunjuk jalan dan setelah bertanya kesana-kemaren:-)
Senangnya adek bermaen bersama sodara-sodaranya:-)
Minggu pagi, rencananya kami bersama-sama menyekar ke makam eyang buyut. Tapi karna adek dan kakak minta dikeloni, akhirnya ibu tidak ikutan jalan. Mereka tidur agak lumayan sampai menjelang acara misa arwah 1 tahun eyang buyut sekitar jam 4 sore. Selama disana adek lebih seperti anak yang sudah gede saja, dia bisa ikutan main ke tante elin, mas tama, om matthew dan sodara-sodaranya yang sudah besar. Liat gayanya sewaktu berebut bola dengan mas Tama, main kejar-kejaran dengan yang lain, sementara kakak lebih banyak digendongan dan main bersama ayah. Gayanya membuat beberapa orang dewasa menjadi tertawa karna dia sering kali ketinggalan dan ubek sendiri, hehehe...
Acara misa baru selesai sekitar jam 6 sore, kemudian dilanjutkan dengan photo dan makan bersama keluarga besar eyang buyut Sutowiyono. Setelah acara makan, kami tetap berkumpul bersama diruang depan. Lagi-lagi adek berusaha menarik perhatian orang dewasa dengan ikut bermaen kejar-kejaran ditengah-tengah ruangan bersama sodara-sodaranya. Selanjutnya dia pun bersalaman dengan semua eyangnya yang ada disitu, lucu dan gak ada capeknya:-)
Back to Jakarta
Senin pagi ini, rencananya kami akan balik ke Jakarta bersama mbah Ani dan tante Elin, bude Wiwik dan mas Tama dianter oleh Mbah Sabar. Kerepotan sudah tampak pagi-pagi dipawon (rumah yang dipergunakan untuk kegiatan masak-memasak, kalo dikampung kami ukurannya bisa 1 rumah sendiri dengan luas Kira-kira 200m), sekitar jam 4an, mbah Warni dan mbah-mbak lagi mulai melakukan persiapan memasak sarapan pagi dan bekal selama perjalanan.
Adek dan kakak tetep bisa bangun pagi selama disana. Sekitar jam 6, kami sudah mandikan mereka setelah itu diteruskan sarapan pagi. Sementara ayah dan ibunya sudah mandi terlebih dulu. Tepat jam 6.30 kami berangkat dari kampung menuju Solo dengan dianter oleh mbah Sabar. Sepanjang perjalanan adek dan kakak sempet tertidur. Tiba di Solo sekitar jam 7.30, tidak lama menunggu kereta kemudian datang.
Perjalanan pulang kali ini lebih rame dibanding sewaktu berangkat, secara ambar dan laras ada temennya tante elin dan mas tama:-) sepanjang perjalanan, mereka gak henti berjalan didalam gerbong. Mereka sempet tertidur sekitar 2 jam.
Kami tiba di stasiun Jatinegara sekitar jam 4an, diiringi hujan deras...sewaktu mau turun dari kereta, adek dan kakak anteng dalam gendongan ibu dan eyang. Om Rio bersama papanya, menjemput mbah ani dan tante elin, bude wiwik dan mas tama. Kami berpisah distasiun dan melanjutkan perjalanan menuju cipinang dengan taksi. Kami tiba dirumah masih hujan deras. Begitu sampe dikamarnya, mereka terlihat heran, hehehe…mungkin dalam hatinya mereka berpikir kok beda dengan waktu mereka di kampung, mo lari kesana kemari bisa karna saking luas tempatnya, hehehe…
welcome to your grand ma sweet home ya nak:-)
Kamis, 27 November 2008
Asip tertinggal didalam tas untuk kedua kalinya…
Ini adalah kejadian yang kedua kalinya, ibu merasa konyol banget kesalahan yang sama terulang lagi. Kehilangan pertama waktu itu sekitar 400ml, waktu itu ayah yang tau pertama kali sewaktu memasukkan botol baru yang akan dipake ke tas ibu. Akhirnya sebelum jalan, ibu berusaha memerah dulu sedapatnya untuk ditinggal dirumah.
Kemaren sore waktu ibu pulang kantor, adek dan kakak memang sudah ribut minta diklenonin dengan ibu, padahal ibu belum mandi. Akhirnya ibu buru-buru mandi dan langsung menidurkan kakak terlebih dahulu disusul adek. Sekitar jam 8 baru keduanya tertidur, baru ibu makan malam. Karna dari sore, ibu pingin makan mie ayam yang pedes, akhirnya ibu minta tolong ayah untuk beli mie ayam tsb. Ibu juga agak heran padahal ayah sempet membuka tas ibu lho, tapi kok gak dibuat ‘ngeh’ kalo ada botol didalam tas.
Setiap ibu pemerah asi, pasti sudah perñah mengalami ‘perasaan’ seperti nelongso yang amat sangat dalam. Waktu kejadian pertama, ibu sering kali bilang rasanya seperti kehilangan permata padahal untuk beli permata pun sudah tidak akan pernah kebeli secara pasti lebih penting beli kebutuhan adik dan kakak…
Ya mungkin, memang belum rejekinya mereka, meskipun asip itu ikhlas ibu berikan, maafkan keteledoran ibu sama ayah ya nak…semoga kejadian ini, tidak terulang lagi ya…
Rabu, 05 November 2008
Mereka sudah pinter meniru:-)
Contohnya setiap mempersiapkan keperluan mandi pagi/ sore, biasanya ibu sediakan minyak telon dan hair lotion, biasanya mereka ambil dan buat mainan sebelum dipake, kemudian satu tangan mereka seakan-akan menuang botol minyak telon dan tangan satunya menadahkan hasil tuangan kemudian mereka usap-usapkan ke badan. Sementara kalo hair lotion, mereka pijet2 ke kepala mereka persis seperti yang ayah dan ibu lakukan ke mereka, hehehe…
Pagi ini, sewaktu ayah memandikan kakak, ibu dan adek dikamar mempersiapkan baju yang akan dipakai, ibu tersenyum-senyum sendiri melihat ulah adek Laras yang ngotot mencoba pake celana sendiri, hehehe…. Adek sudah pinter sih, dia mencoba memasukkan kaki kanannya ke salah satu lubang celana, dua2nya sudah bisa masuk ke dua lubang yang berbeda tapi sayangnya adek belum bisa mengangkat kakinya untuk meneruskan celana itu sampai ke pantatnya…dia sampai berubah posisi, hehehe
Dari yang tadinya duduk dikasur, sampai akhirnya pindah ke ubin, tapi tetep saja tidak sukses untuk menaekkan celananya sampai ke atas…
Waktu makan pun begitu, kemaren sore sewaktu ibu suapin, adek berusaha memegang sendoknya sendiri, tapi karna takut berantakan, akhirnya ibu bantu arahkan, dalam sekejap makanannya abis (sebenarnya tidak boleh ya, biar adek belajar memegang sendok sendiri ya, hehehe). Sampai2 akhirnya ibu minta tambah nasi lagi dengan ayah yang sedang menyuapi kakak. Waktu sarapan pagi pun begitu, adek mulai mencoba memegang sendok kecilnya berisi makanan dan langsung dimasukkan ke dalam mulutnya. Menyenangkan sekali kalo adek begitu setiap makan, langsung ludes abis makanannya:-)
Bukan itu saja, kakak dan adek pun suka berebut sapu untuk ikutan menyapu rumah, karena sering melihat eyang dan ayahnya menyapu. Selain itu mereka pun suka meniru seakan-akan mereka akan menge-lap sesuatu entah itu kaca atau meja, hehehe…semoga saja mereka menjadi anak-anak yang rajin ya kalo sudah besar nanti:-)
Rabu, 29 Oktober 2008
Pertemuan dengan mbak wati yang membuat kami sekeluarga was-was…
Ada kejadian yang cukup membuat ibu was-was dengan mbak wati ini. Jumat siang sekitar jam 1an, dia mengajak laras keluar rumah sampai ke perempatan yang jaraknya kurang lebih 1 kilo dari rumah tanpa bilang ke eyang. Waktu itu eyang bersama ambar mengambil makan siang ke dapur, sewaktu balik laras sudah tidak ada ditempat. Eyang mencari laras didalam rumah ternyata tidak ada, setelah itu eyang keluar, tengok kanan kiri tidak ada orang, akhirnya keluar rumah, bertemu dengan tetangga, sempet tanya apakah melihat laras, ternyata om gatot tidak melihat. Setelah itu, eyang bertanya ke tante Norma, setelah ditanyakan, ternyata tante ini melihat laras dibawa oleh mbak wati ke perempatan deket pasar. Eyang buru2 meminta bantuan tante norma untuk mengejar mbak wati dan meminta untuk mengendong laras pulang. Akhirnya laras dibawa pulang oleh tante norma diikuti mbak wati dari belakang. Ketika ditegor eyang, mbak wati bilang kalo laras nangis, maka dia ajak keluar rumah, tapi tidak dengan jarak yang sedemikiann jauh dari rumah seharusnya. Oleh eyang diingatkan untuk tidak membawa anak-anak keluar rumah, kalaupun keluar biar orang tua dan eyangnya yang mengajak..
Pengalaman hari Sabtu pun kebetulan ibu menjaga kakak dan adek bersama dengan mbak wati, dia ada beberapa kali menyebut untuk mengajak anak-anak keluar rumah untuk melihat monyet. Ibu pun sudah menegur untuk tidak membawa anak-anak keluar rumah. Karna ambar rewel akhirnya ibu menidurkan kakak terlebih dahulu, sewaktu menidurkan, pikiran ibu was-was karna laras bersama dengan mbak wati. Beberapa lama, kedengaran suara laras yang teriak2 dan itu bisa menenangkan hati ibu, tapi kemudian gak ada suara sama sekali, ibu berusaha memanggil laras berulang-ulang, tapi kok gak dibalas. Akhirnya ibu berusaha bangun tanpa memperdulikan ambar yang belum tidur untuk mengecek keberadaan laras. Ibu menemukan laras sedang duduk diruang tengah, setelah itu ibu kembali ke kamar. Karna ambar tidak mau tidur juga, akhirnya kita keluar menyusul adik yang sudah diruang tengah.
Sekitar jam 6.30 malem, mbak wati pamit katanya mo main ke tempat suaminya, setelah itu sekitar jam 8.30, dia pamit mau menginap dirumah suaminya dan akan balik besok pagi.
Malam itu kami memutuskan untuk tidak menggunakan bantuan dari mbak wati, mengingat cara dia membawa laras tanpa bilang ke eyang, suaminya yang bolak-balik rumah, melanggar perjanjian dengan ayah. Kami takut sewaktu eyangnya lengah, mungkin laras bisa saja diajak pergi jauh. esoknya begitu dia kembali ke rumah sekitar jam 5 pagi dianter dengan suaminya, ayah memanggil suaminya untuk masuk rumah. Suami masuk ke rumah dengan cara melompat tembok pager samping, agak aneh ya!
Saat itu kami bicarakan baik-baik kalau kami kurang sreg dengan mbak wati, mereka bisa menerima keputusan tsb dan saat itu juga mbak wati merapihkan tas bawaannya dan keluar dari rumah bersama dengan suaminya.
Ya mungkin memang harus repot lagi ya, tapi kami semua tenang tidak ada perasaan was-was dan ambar laras aman bersama eyangnya. Kami akhirnya minta bantuan mbah Mul dan mbah Ni beserta om Rio (8), tante Elin (3) buat menjaga mereka.
Hebohnya ditinggal mbak Pini:-)
Dia sayang banget sama anak-anak, meskipun terkadang dia sembrono dalam memberikan mainan ke anak-anak…dia lumayan cekatan dalam bekerja lho, biasanya kalo pagi, dia nyetrika dulu, setelah itu menyapu dan mengepel rumah, baru menjelang kami berangkat, terkadang dia meneruskan memberi makanan ke anak-anak. Siang pada saat anak-anak tidur, dia biasanya memberikan lantai atas, setelah itu dia mandi sore.
Kalau mandi pagi, memakaikan baju dan memberikan sarapan biasanya dilakukan oleh ayah dan ibu. Terkadang ibu membuatkan makanan buat mereka pada saat mereka jalan-jalan dengan ayah dan tante.
Selama mbak pini pergi, ayah yang mencucikan baju anak-anak dan mengepel rumah, sementara menyetrika dilakukan berbarengan…
Ternyata tanggal 7 pagi, kami dapat kabar bahwa mbak pini tidak balik lagi ke jakarta karna orang tuanya tidak mengijinkan dia balik.
Mulailah kami mencari-cari pengganti mbak Pini, yang ternyata banyak keluarga mengalami masalah yang sama dengan kami, hehehe…
Ambar kena tampek/roseola
Dalam perjalanan pulang, akhirnya ibu memangku ambar dan berusaha memberikan asi ke dia, dia mau tidur beberapa saat pada perjalanan pulang. Sampai rumah, sekitar jam 18.30, kakak mulai rewel. Ternyata sepanjang malem dan keesokan harinya pun, dia makin bertambah rewel. Kata eyang dan omnya, dia selalu minta digendong dan mengajak jalan-jalan keluar rumah sepanjang siang. Kalau ditidurkan ditempat tidur, langsung nangis kejer lagi selain itu badannya pun panas. Hal itu berlangsung sepanjang siang. Begitu ibu sampai dirumah pun, kakak sudah gak sabar mendekati ibu. Akhirnya ibu buru2 mandi, menemani dia tidur. Mungkin karna capek, dia akhirnya bisa tidur cepat. Setelah itu giliran adek.
Kecurigaan baru muncul keesokan harinya setelah melepaskan baju ambar sewaktu dia mo mandi, badannya masih panas tapi kok ada bercak-bercak merah dibadannya. Semula kami kira itu gigitan semut. Eyangnya bilang dari kemaren sore bercak-bercak itu sudah, memang sewaktu semalam menggantikan baju tidur kakak, kami sudah melihatnya tapi belum sebanyak pagi ini. akhirnya kami hanya melap badannya dengan air hangat saja.
Ibu sempet cerita dengan temen mengenai kondisi ambar, akhirnya dari eyang dan tetangga diinfokan kalo itu adalah tampek alias roseola...barulah ibu panik cari tau bagaimana penanganan tampek ini ke temen2 ibu, akhirnya disimpulkan tampek ini tidak perlu penanganan, hanya apabila panasnya tinggi baru diberikan obat penurun panas saja.
Keesokan harinya pada saat lebaran, kami berencana mengajak kembar silahturahmi ke tetangga dan sodara, tapi karna kondisi ambar belum memungkinkan akhirnya hanya adek saja yang jalan bersama eyang uti, tante dan ayah. Ibu dan ambar tinggal dirumah bersama om Agus yang belum bangun.
Kondisinya keliatannya sudah mulai membaik, dia sudah tidak panas dan rewel lagi, selain itu mulai mau turun dari gendongan dan main bersama ibu. Wah kakak manis banget hari itu, gak rewel pula:-)
Ibu agak sedikit kuatir kalo adek laras akan tertular, tapi ternyata dia tidak kena sama sekali. Disaat ambar begitu rewelnya, dia malah bisa main sendiri. Padahal mereka tidak dipisahkan baik waktu bermain dan tidur.
Datang ke pesta ultah om Matthew
Tiba di Tangerang sekitar jam 13.15, disana sudah banyak sodara yang sudah datang. Oia lupa, tujuan kami berkumpul mau menghadiri pesta ultah om Matthew yang ke 3 tanggal 25 Sept kemaren. Kami bertemu dengan eyang uti dan kakung Parno, pakde Budi & keluarga, mas Damar, om Rio dan keluarga, tante Tari, dll. Keceriaan terlihat dimuka setiap anak, terutama Ambar dan Laras seneng banget ketemu dengan saudara2nya, mereka gak mau tidur siang lho, sibuk kesana-kemari, ditambah bermain sepeda dengan ayahnya…Hampir semua anak tidak mau tidur siang, karna saking senangnya bisa bermain bersama.
Pestanya dimulai sekitar jam 4an, setelah banyak temen-temen om Matthew yang datang, acarapun segera dimulai, om Matthew terlihat sibuk dan senang dengan kado-kado yang didapat. Setelah nyanyi bersama, tiup lilin dan pembagian kue, akhirnya pesta berakhir sekitar jam 16.50. Mengingat waktu yang sudah sore, kami pun segera pamit setelah pesta berakhir.
“selamat ulang tahun ke 3 buat om Matthew, panjang umur, diberi kesehatan serta berkat yang melimpah, serta menjadi anak terang bagi keluarga dan dunia, amien”
Minggu, 14 September 2008
Mereka sudah gak bisa diem:-)
Ambar dan Laras sekarang sdh pinter rambatan, sedikit agak kuatir sih kenapa kok mereka belum jalan juga, tapi kadang ibu menghiburi diri dengan mengingatkan kembali kalo mereka lahir prematur, jadi perkembangannya pun sedikit terlambat:d.
Bisa dibilang sekarang kondisi rumah sudah mulai berantakan kalo mereka sudah keluar dari sarangnya:-) kasian kadang mereka suka dikurung main didalam kamar jika hanya eyang atau mbak pini-nya saja yang menjaga mereka berdua. Bukannya apa, kadang dengan main dikamar, mereka lebih bisa dikontrol ditimbang main diluar. Mereka sering ngincer ke tangga, dapur, pagar depan rumah…:-)
Ada beberapa kali kejadian, Laras yang sudah naik ke tangga no 3 dengan terburu-buru karna mbak Pini lupa menutup pintu kamar sewaktu membersihkan Ambar pup. Kejadian lain lagi sewaktu eyang ngobrol dengan eyang Mamiek, tetangga depan rumah, setelah beberapa detik kemudian tersadar, anak-anak dimana ya, ternyata mereka ditemukan sedang berlomba naik tangga, ambar ditangga ke 4 sementara laras tangga ke 3. Sewaktu eyangnya teriak karna kaget, mereka pun menangis.
Ambar sekarang suka berdiri jinjit untuk mengambil sesuatu yang nonggol diatas meja rias, sementara Laras suka memanjat radio tape yang ada dikamar. Itu lah kehebohan mereka yang kadang bikin kangen ibu:-)
Kalo digereja pun sekarang begitu, mereka suka duduk nge-deprok di lantai, kebiasaan baru mereka kalo dilarang mereka suka teriak kenceng, entah itu dirumah ataupun digereja.
Selasa, 15 Juli 2008
Ambar dan Laras satu taon…
Sebetulnya, kami tidak bermaksud merayakan ultah mereka, karna mereka masih kecil dan belum mengerti pesta ultah. Rencana awalnya, kami bermaksud mengucap syukur dengan ujud misa pagi dan bikin nasi kuning untuk dibagikan ke kenalan dan saudara.
Tanggal 1 Juli, ibu tiba di rumah agak malam tiba sekitar jam 7an lebih. Tapi adik dan kakak masih lincah banget merangkak kesana kemari dan bermain bersama om dan tantenya yang telah dirumah lebih dulu. Sehabis mandi, ibu dan kembar masih bercanda sebentar. Tiba-tiba ada tante Amer yang datang membawakan kado buat adik dan kakak. Lucu mereka nangis begitu ketemu dengan tante Amer, tapi begitu ditunjukkan tentengan tas isi kado, mereka diem sembari menarik-narik kadonya dan minta dibuka. Akhirnya setelah kado dibuka, baru adik mau dipangku tante Amer.
Mereka baru tidur sekitar jam 8 lebih, ternyata ambar sedikit lebih rewel karna ada riak/slam ditengorokan yang tidak bisa dikeluarkan, masih bayi, gitu lho, hehehe).
Setelah adik dan kakak tidur, ibu sempet ngobrol sama ayah, ternyata ayah punya rencana untuk menghias ruang tamu serta ruang keluarga dengan balon dan lampion yang dibeli di Asemka, untuk kasih kejutan ke kakak dan adik. Karna kakak sedikit rewel akhirnya ibu menemani kakak dan adik dikamar sampai akhirnya tertidur pula. Wah, ternyata sepanjang malam kakak lumayan sering terbangun dan rewel, beberapa kali dia baru tertidur setelah digendong ayahnya dulu. Terakhir dia menangis sekitar jam 4an, akhirnya kami putuskan untuk bangun persiapan misa pagi di gereja. Pada saat bangun tidur, kakak dan adik keliatan heran dengan pemandangan diruang tamu, ibu sendiri juga gak menyangka kalau hasil dekorasinya ayah bakal semeriah ini, hehehe…sempet difoto gak ya:-)
Setelah siap-siap jalan, tiba-tiba datang tante Mamiek depan rumah, dia kasih kado buat Ambar dan Laras, aduuuhhhh ibu bener-bener gak nyangka lho, tante ini emang sayang banget sama mereka…Sekitar jam 5.35 eyang uti, tante harni, ayah, ibu serta ambar laras jalan dari rumah setibanya digereja sekitar jam 5.50, ayah buru-buru turun menemui romo yang memimpin misa untuk menyampaikan ujud misa kami pagi ini. Ternyata misa pagi itu dipimpin oleh romo Saryanto Msf.
Kakak yang sudah tertidur dalam perjalanan ke gereja tetep tertidur pulas, sementara si adik mulai teriak-teriak sampai akhirnya ayah mengajaknya ke bagian samping gereja. Akhirnya misa pagi selesai, ternyata banyak ujud juga pagi ini. Kami ketemu dengan tante Tiwi pada saat akan keluar gereja. Saat menuju ke parkir, kami bertemu dengan Romo Saryanto, kami mintakan berkat buat si kembar.
Sampai dirumah, ternyata eyang langsung terjun ke dapur, sementara kakak dan adik bermain bersama. Hari ini ayah, ibu dan tante cuti, hanya om agus yg bolos, hehehe...
Walah2 langsung deh bagi2 tugas, ayah dan om pegang adik dan kakak, sementara ibu dan tante harni membantu eyang yang heboh masak didapur.
Siang itu ada bude Wiwi, Pakde Jojo dan mas Tama, agak siangan Eyang Putri Marto (ibu baptis Ambar & Laras) datang sebelum lanjut menengok cucunya di pd kelapa. Cara tiup lilin dilakukan pada saat mas Tama ribut minta pulang ke rumah, keliatannya dia sudah ngantuk ya, karna didapur masih heboh akhirnya acara tiup lilin dilakukan seadanya, hehehe… Kehebohan didapur masih berlanjut sampai siang menjelang sore, eyang suka kurang perhitungan nih, hehehe…jadinya gak selesai-selesai:-)
Sore hari sekitar jam 18.30 tanpa disangka-sangka ada keluarga Om Agus (ketua lingk) lengkap beserta dengan adik Vina, yang datang bersamaan dengan Romo Saryanto, setelah itu tante Netti, baru pakde Kris dan om Yofa. Waduuuhhhh, mohon maaf ya kalo tidak ada persiapan, seadanya saja suguhannya, hehehe…nasi kuning beserta kerabatnya, kue blackforest dan setup buah mangga.
Banyak hal yang kami obrolkan, sementara kakak dan adik gak bisa diem, merangkak kesana-kemari. Mereka baru tidur sekitar jam 20.30, kok gak ada capeknya ya :-)
Sekitar jam 22.30, akhirnya romo Saryanto pamit pulang, dianter oleh ayah dan om Agus. Sebelumnya kami berdoa bersama untuk Ambar yang abis rewel gara-gara batuknya dan minta berkat buat kakak dan adik.
Tuhan Yesus, terima kasih buat hari ini karna rencana kami yang sederhana telah Engkau sempurnakan dengan indah. Berkati anak-anak kami dengan kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Kiranya Engkau juga sempurna kasih & cinta yang kami memberikan kepada mereka. Terima kasih juga buat keluarga besar dan sahabat-sahabat sejati yang penuh cinta. Kiranya Engkau berkati dan pelihara kehidupan kami semua. Amien
Foto
Senin, 09 Juni 2008
Catatan Pertumbuhan kakak dan adik
Mungkin karna kakak lebih dominan ya dari dalam kandungan, sehingga dia baru menyadari kehadiran sodara kembarnya setelah bisa main bersama, hehehe
Saat mulai merangkak, adik jauh lebih lincah dan cepet, cuman memang sedikit agak ngeri kalo ngeliat adek ber-action secara badannya lebih kecil ya dibanding kakaknya…
Si kakak mulai mau mengesot (bukan merangkak, karna keberatan badan dan perut, sehingga posisi perutnya selalu nempel ke ubin, hehehe) saat dipancing dengan botol minuman atau mainannya, sepertinya mereka tuh gak keliatan capek ya!
Awalnya kakak diperkirakan akan tumbuh gigi pada saat umur 7-8 bulan, tante Mamiek depan rumah selalu komentar “ach sebentar lagi mo tumbuh gigi tuh” kalo dia liat si kakak mengeret mulutnya seakan gatel gusinya dan mulai mengigit sesuatu, cuman kok menjelang akhir bulan ke 10, gigi kakak mulai nonggol, gigi pertamanya ada disebelah kanan bawah. Cara kita minta dia memperlihatkan giginya pun dengan memancing dia, untuk mata genit, sayang kita gak pernah keburu untuk mengabadikannya dengan kamera. Lucu, ekspresinya tuh seperti ini, matanya mengedip sejenak cenderung jadi merem gitu dan mulutnya dibukanya lebar-lebar sehingga keliatan satu giginya yang mulai tumbuh. Adik pun memulai tumbuh gigi menjelang umur 11, posisi tumbuhnya sama dengan kakaknya…
Hawawawa…hawawawa…. Itu permainan yang mereka suka, caranya dengan menempelkan tangan ibu/ayah/tante (posisi tangan seperti menepuk), ke mulut mereka pada saat mereka suka teriak2 mereka menikmati banget permainan ini, hehehe…
Adik dan kakak paling peka kalo denger suara musik reggae, dan terakhir dangdut, hehehe…kalo kakak bisa tangannya ikutan menari dan tepuk tangan, sementara si adik tangannya ikutan tepuk tangan dan kepalanya ikutan bergoyang seperti joget india, hehehe… hasil training dari mbak Iyah, ya dik:-)
Kalo tepuk tangan, adik lebih kenceng dan bersuara dibanding si kakak…
Itu sekelumit catatan kecil mengenai perkembangan mereka…kami tidak bisa membandingkan mereka dengan anak-anak lain yang perkembangannya lebih cepet karna setiap anak adalah unik dan mereka pun lahir prematur…yang terpenting buat kami, mereka selalu sehat senantiasa…Terima kasih Tuhan buat berkat kesehatan yang berikan buat kami sekeluarga…
Minggu, 08 Juni 2008
Menyeberangi jembatan cinta:-)
Menyeberangi jembatan cinta:-)
Kebiasaan adik dan kakak kalo mo tidur pasti terjadi kehebohan, kami biasanya memisahkan mereka dengan guling ditengah untuk membatasi gerakan mereka.
Biasanya butuh 2 orang untuk menidurkan mereka, ibu dan eyang atau ibu dan ayah atau ibu dengan tante, intinya pasti harus ada ibunya buat menidurkan mereka, karna kebiasaan mereka menyusu sebelum tidur, hehehe. Karna gak bisa bersamaan, jadi salah satu mereka harus menunggu 'giliran' berikutnya. Kadang karna tidak sabar menunggu giliran, mereka suka mengintip sembari memanjat guling tsb. Terkadang juga kalo belum ngantuk atau sesudah bangun tidur, mereka suka saling menyapa dengan cara “memanjat” gulingnya itu. Terkadang menyapa saja tidak cukup, mereka suka saling menyeberangi guling tsb untuk bisa bersama dengan saudaranya. Seperti minggu malem kemaren, bagaimana sih kakak dengan nekatnya menyeberang ‘jembatan cinta’ untuk bertemu dengan adiknya, hehehe…kadang ibu dan ayah suka terbengong-bengong sama kelakuan mereka, apa gak sakit ya kalo tiba-tiba nyunsep gitu, tapi kami sih masih bisa tenang karna sehabis itu mereka masih bisa tertawa ceria…
Menemani Adik Vina Di Baptis
Duh senengnya duduk sendiri....
Cerita Pendek
Kak, tolongon aku bisa ndak ? aku pup nih.......bisa bersihin ndak ..... please ( Lihat wajah adik )
Rabu, 28 Mei 2008
Duduk Bersama
Senin, 19 Mei 2008
Makan sambil duduk sendiri
Minggu, 18 Mei 2008
Promotion Baby
Senin, 21 April 2008
Berburu ayam kampung buat makan si kembar
Begitu sampai rumah, ayam tersebut buru-buru dibersihkan dan direbus oleh eyang dan mbak Iyah. Eyang menyisihkan ceker dan ati ayam buat diolah sendiri untuk makanan adik dan kakak. Air kaldu yang didapat dari rebusan ayam lumayan bisa digunakan untuk 7 hari. Oleh eyang, air kaldu tersebut dimasukkan kedalam kantong plastik kecil-kecil sebanyak 7 kantong, kemudian dimasukkan ke dalam freezer. Pada saat akan memasak bubur beras merah dan putih, air kaldu tersebut dicampurkan sehingga bubur berasnya memang berasa lebih gurih meskipun tidak ada tambahan garam dan gulanya. Kok ya si kakak dan adik semangat lagi makannya, hehehe…ibu seneng deh, ternyata mereka tambah pinter ya dan tau kalo makanannya lebih enak dari sebelumnya:-)
Sekarang ibu punya kegiatan baru nih, belanja ke pasar dengan ayah, hehehe…karna biasanya belanja dan masak itu urusan si eyang:-) karna pasarnya masih tradisional, kalo ujan, becheck untung ada ayah yang siap nganterin jadi gak perlu tukang ojek, hehehe…tapi seru ternyata, bawa uang seberapa aja bisa abis lho abis kayanya semua pingin dibeli karna segar dan murah meskipun kadang kalo sampai rumah suka diomelin eyang entah karna harganya yang kemahalan, barangnya bukan seperti biasa yang eyang beli, gitu lah…tapi gak apa2, hati ibu tetep seneng aja tuh paling gak untuk 2-3 hari eyang adem ayem kan karna gak perlu pikirin belanja dan masak apa hari ini, hehehe…Untungnya, semua bisa menikmati ayam kampung yang dibeli, air kaldunya untuk adik dan kakak sementara ayam kampungnya dimakan rame-rame oleh semua orang dewasa dirumah, hehehe…
Si kembar ke Anyer ( Marbella )
kakak dan Adik sudah 9 bulan
Minggu, 16 Maret 2008
Semangkok berdua
Si kakak antusias sekali begitu disuapkan makanan ke mulutnya, baru masuk mulutnya langsung ditelan dan mulailah keluar suara, aem…aem…aem…
Sepertinya dia tidak sabar menunggu suapan selanjutnya, udah langsung teriak. Kalo adek, tidak seantusias kakaknya, dia masih merasa aneh begitu sendok bubur masuk ke mulutnya, agak diem beberapa saat seperti berpikir ini rasanya apa :-).
Setelah 3 hari makan bubur beras merah, akhirnya pas kamis, mereka makan bubur beras putih, kalo ini kebalikannya justru adek yang keliatan suka banget dengan tepung beras putih, dia lahap banget dan gak sabar nunggu suapan berikutnya… sementara si kakak gak seantusias makan pertamanya dengan bubur beras merah, lebih kalem gitu…
Kekuatiran baru muncul begitu mereka bisa menikmati makan pertamanya, mereka bisa pup gak ya ? eh ternyata bisa dan lancar pula, hehehe…Tetapi setelah frekuensi makannya ditambah menjadi 2x pagi dan sore, serta 1x camilan buah-buahan/sayuran pada siang hari, justru masalah muncul, mereka sempet tidak pup selama 1-2 hari. Kakak dan adek sempet uring-uringan, tapi untunglah pas hari ketiga akhirnya mereka bisa pup…awalnya kakak dulu di pagi hari, ayahnya bilang pasti gak lama lagi adek bakalan pup, eh ternyata bener pas sore hari kata neneknya akhirnya adek pup, aduuuhhhh leganya hati ibu dan ayah, hehehe:-)
ini foto mereka waktu makan pertama kali, sekarang mereka udah tau kalo ibu atau neneknya pegang mangkok makan mereka yang berwarna putih, kalo abis mandi pagi, langsung dipangku ayah dan om Agus, langsung deh mereka teriak-teriak minta disuapin, hehehe….heboh deh! Kalo abis makanannya pun, mereka masih jejeritan, hehehe…karna tujuannya mengenalkan makan ke mereka, ibunya tidak berani menambah porsi makan mereka dulu, “sabar dulu ya anak, semangkok berdua dulu ya…:-)”